Jumat, 22 September 2023

Kepala Daerah Diminta Konsen Turunkan Stunting

Aan
- Rabu, 6 September 2023 | 14:00 WIB
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Hasto Wardoyo
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Hasto Wardoyo

PONTIANAKNEWS.COM (PONTIANAK) -Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Hasto Wardoyo minta agar Penjabat Gubernur, Bupati dan Penjabat Wali Kota di Kalimantan Barat untuk konsen dalam upaya menurunkan stunting yang kini berada di 27,8 persen.

Iapun bakal melaporkan pada Menteri Dalam Negeri dan Presiden untuk evaluasi apabila terdapat satu derah yang angka stuntingnya tidak mengalami penurunan.

"Stunting Kalbar di angka 27,8 persen. Saya minta perusahaan bisa menjadi bapak asuh anak stunting. Begitupula dengan Penjabat Gubernur, Bupati dan Wali Kota. Jika stunting tak turun akan saya lapor Kemendagri dan Presiden untuk dievaluasi," kata Hasto saat menghadiri kegiatan Rapat Koordinasi program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting Provinsi Kalbar, Rabu (6/9/2023).

Baca Juga: Aplikasi Epdeskel dan Prodeskel Tolok Ukur Perkembangan Kelurahan

Ia menjelaskan indikator prestasi kinerja keberhasilan kepala daerah dalam mensejahterakan warganya dan memacu kemajuan pembangunan daerah salah satunya adalah stunting.

Sekarang angka stunting di Kalbar 27,8 persen. Jika angka stuntingnya nanti tidak sampai di angka 15 persen maka ini akan menjadi tugas berat. Di mata presiden pastinya ini akan menjadi perhatian serius.

Di Kalbar sendiri dalam penanganan stunting perlu menyasar ke daerah strategis. Seperti Sambas kata dia penduduknya banyak kemudian dibeberapa kabupaten kota angka pernikahan dininya masih tinggi.

Baca Juga: AIPF Dibuka Presiden, PLN Paparkan Green Enabling Supergrid

"Melawi itu kawin usia mudanya masih banyak. Ini perlu perhatian," katanya.

Sehingga untuk mengejar 14 persen angka stunting di 2024 perlu kerja keras bagi Kalbar.

Agar kasus stunting bisa turun dimintanya agar para pasangan yang akan menikah betul-betul dikondisikan kesiapannya sehingga tidak menghasilkan stunting baru.

Baca Juga: Lakalantas Renggut Dua Nyawa Ini Kronologinya

Hasto melanjutkan pandangannya kesadaran di Kalbar untuk menginput data pra nikah rendah. Sebagai contoh selama setengah tahun ini data yang masuk hanya dua ribu padahal penikahan lebih dari 14 ribu pasangan.

Untuk mencegah agar tidak ada stunting baru maka itu harus dicegah. Jangan sampai kepala daerah semangatnya hanya mengejar anak stunting tapi yang mau hamil tidak dikejar, padahal orang yang menikah itu hampir 80 persen hamil di tahun pertama.

Stunting ini perlu menjadi perhatian. Jika strateginya tidak cerdas maka akan kedodoran dan stunting baru akan lahir terus karena hanya memperhatikan kasus paparan stunting, namun yang belum lahir tidak dipikirkan.

Halaman:

Editor: Aan

Tags

Terkini

Generasi Penerus Bekali Diri dengan Jiwa Kepemimpinan

Jumat, 22 September 2023 | 15:00 WIB

Pesona Kulminasi Matahari 2023 di Kota Pontianak

Kamis, 21 September 2023 | 21:00 WIB

Pesona Kulminasi Matahari Lebih Booming

Kamis, 21 September 2023 | 18:00 WIB

RUPS PLN Tetapkan Jajaran Komisaris dan Direksi Baru

Kamis, 21 September 2023 | 15:00 WIB

Jeli Manfaatkan Peluang Bisnis dan Dunia Kerja

Kamis, 21 September 2023 | 12:00 WIB

Sepak Bola D'Lelong & Zulfydar Cup 2023

Kamis, 21 September 2023 | 11:00 WIB

Hadiri Pelantikan PKK Ketapang, Ini Pesan Wabup

Kamis, 21 September 2023 | 07:00 WIB

Pelaku Karhutla Berhasil Ditangkap

Kamis, 21 September 2023 | 06:00 WIB

Jurnalis Ketapang Cup Seri IX Segera Bergulir

Rabu, 20 September 2023 | 10:00 WIB
X