![]() |
Presiden Tiongkok, Xi Jinping |
PONTIANAKNEWS.COM (BEIJING) - Selama lebih dari satu abad, Tiongkok bekerja keras mengupayakan modernisasi dari "Revitalisasi Tiongkok" hingga target "empat modernisasi" setelah Republik Rakyat Tiongkok berdiri pada 1949, yakni Pertanian, Industri, Pertahanan, dan Sains.
Kini,
modernisasi bukan lagi sekadar impian rakyat Tiongkok. Pada 2022, pemimpin
Tiongkok melansir cetak biru tentang pembangunan Tiongkok sebagai negara
sosialis modern dalam seluruh aspek lewat jalur pembangunan Tiongkok yang unik.
Hal tersebut disampaikan Presiden
Tiongkok, Xi Jinping dalam sambutan Tahun Baru pada hari Sabtu (31 Desember 2022) lalu.
"Cetak biru
ambisius telah disusun untuk membangun sebuah negara sosialis modern dalam
seluruh aspek, serta memajukan revitalisasi bangsa Tiongkok dalam seluruh
bidang lewat jalur modernisasi khas Tiongkok. Hal ini menjadi isyarat lantang
bagi kita agar melangkah maju menuju perjalanan baru," ujar Xi Jinping.
Modernisasi
Tiongkok memiliki sejumlah unsur yang bersifat universal dalam seluruh proses
modernisasi, namun memiliki ciri khas yang sesuai dengan konteks Tiongkok.
Presiden Xi
telah menggarisbawahi ciri khas modernisasi Tiongkok: modernisasi populasi yang
masif, kesejahteraan umum bagi setiap warga, kemajuan dari sisi material dan
budaya-etika, keselarasan antara manusia dan alam, serta pembangunan yang
damai.
Tiongkok
berupaya mencapai modernisasi bagi lebih dari 1,4 miliar rakyatnya, jumlah yang
lebih besar ketimbang penduduk seluruh negara maju saat ini jika digabungkan.
Setelah ekonomi
nasional mengalami pertumbuhan stabil, Tiongkok mengutamakan kesejahteraan umum
agar semua orang memperoleh buah kesuksesan ekonomi yang sama, serta mengurangi
kesenjangan. Menurut Blue Book of Common Prosperity, indeks kesejahteraan umum
Tiongkok meningkat sebesar 79,3 persen dari 24,67 persen pada 2013 menjadi 44,23 persen pada 2020.
Sambil terus
memperkuat landasan material untuk modernisasi, serta meningkatkan
kesejahteraan rakyat dari sisi material, Tiongkok berupaya mengembangkan budaya
sosialis yang maju, membina prinsip dan pendirian teguh, serta melestarikan
warisan budaya Tiongkok. Tiongkok kini memiliki 43 cagar budaya dalam Daftar
Cagar Budaya Tidak Benda UNESCO, atau jumlah terbanyak di dunia.
Dipandu oleh
filosofi pembangunan baru yang melibatkan pembangunan inovatif, terarah, hijau,
terbuka, dan kolaboratif, Tiongkok terus menjadi motor penggerak utama
ekonomi dunia pada 2022. Dana Moneter Internasional memperkirakan, ekonomi
Tiongkok akan bertumbuh sebesar 3,2 persen pada 2022,
sejalan dengan proyeksi angka pertumbuhan global.
Seperti yang
berulang kali dijanjikan pemimpin Tiongkok, negara ini tetap berkomitmen
terhadap pembangunan yang damai. Global Security Initiative merupakan salah
satu contohnya. GSI telah diakui dan didukung lebih dari 70 negara.
Jalur pencapaian
target ini telah terbentuk. Dengan filosofi pembangunan yang memprioritaskan
rakyat, Tiongkok telah membangun sistem pendidikan, jaring pengaman sosial, dan
kesehatan yang terbesar di dunia.
Xi pun menilai
inovasi sebagai unsur utama di balik modernisasi Tiongkok. Langkah Tiongkok
mewujudkan kemandirian dalam inovasi sains tecermin dari beragam pencapaian
negara ini, termasuk Sistem Satelit Navigasi Beidou, penjelajahan antariksa
termasuk pesawat penjelajah bulan dan Mars, serta pembangunan stasiun luar
angkasa Tiongkok, serta kapal laut dalam dengan awak manusia Fendouzhe.
Tiongkok juga
mengembangkan teknologi kereta kecepatan tinggi, teknologi komunikasi 5G, dan
kecerdasan buatan.
Dalam Global
Innovation Index 2022 versi World Intellectual Property Organization, badan
khusus PBB, peringkat Tiongkok naik menjadi posisi ke-11 di antara 132
perekonomian yang disurvei.
Dipandu visi Xi,
"perairan jernih dan pegunungan rimbun sebagai aset berharga",
modernisasi Tiongkok turut mengutamakan keselarasan antara manusia dan alam.
Tiongkok juga berhasil memangkas intensitas emisi karbon sebesar 34,4 persen dalam 10 tahun terakhir, serta bertekad mencapai
puncak emisi CO2 sebelum 2030, serta mewujudkan netralitas karbon sebelum 2060.
Lebih lagi,
Tiongkok kembali menegaskan sikapnya untuk mengupayakan agenda kebijakan pintu
terbuka yang semakin luas di berbagai wilayah dengan cakupan yang lebih
menyeluruh, serta mengikuti jalur modernisasi ala Tiongkok, serta membagikan
peluang pembangunan nasionalnya kepada dunia. Sepanjang 11 bulan pertama pada
2022, nilai perdagangan barang Tiongkok meningkat 8,6 persen secara tahunan menjadi RMB 38,34 triliun
($5,5 triliun), menurut Kepabeanan Tiongkok. (tim liputan).
Editor : Putri