![]() |
Syukuran Natal BersamaGuruDanPenyuluhAgama Kristen Kota Pontianak |
PONTIANAKNEWS.COM (PONTIANAK) – Guru Pendidikan Agama Kristen bersama Penyuluh Agama Kristen Kota Pontianak laksanakan perayaan Natal Bersama sekaligus Syukuran Tahun Baru 2023 di Gereja Pesekutuan Pemberitaan Injil Kristus (GPPIK) Bukit Zaiutun di Jalan WR. Supratman Pontianak.
Kegiatan Tasyakuran Natal dan Tahun
Baru yang dilaksanakan pada hari Kamis (12/1/23) itu juga dihadiri Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakan Kemenag) Kota
Pontianak, H.
Mi'rad, S.Ag. M.A, Penyelenggara
Kristen Kota Pontianak, Pdt.
Lajim, S.Th.
Tampak hadir juga Pengawas
Penyuluh Agama Kristen (PAK) SMP, SMA/K, Pdt. Apiran Yonathan, M.Th, Ketua PERGAKRI Kota
Pontianak, Gihon
Nenabu, M.Th., M.Pd, Ketua
KKG SD, Ketua MGMP PAK SMP, Ketua MGMP PAK SMA/K, Ketua Penyuluh Guru PAK tingkat SD/SDTK,
SMP/SMPTK, SMA/SMK/SMAK Se-Kota Pontianak.
Selain itu, hadir pula
siswa-siswi
SMPTK SETIA Pontianak menampilkan tarian budaya Dayak Galumpang untuk membuka
acara ini dan melalui kegiatan-kegiatan demikian siswa-siswi mengasah talenta dan
mental mereka agar bertumbuh dan berkembang lebih baik lagi.
Dalam Sambutannya, Kepala
Kantor Kementerian Agama (Kakan Kemenag) Kota
Pontianak, H.
Mi'rad, S.Ag. M.A.P menyapa seluruh Umat Kristiani di Kota Pontianak secara khusus
kepada Guru PAK dan Penyuluh Agama Kristen Kota Pontianak.
Kakan Kemenag Kota
Pontianak ini berharap melalui
Momen Natal dan tahun baru 2023 ini
mendorong untuk mempraktekan ajaran Kitab Suci agamanya dengan penuh kasih,
yang di perkuat dengan Program Kementerian Agama yang di kenal dengan Moderasi
Beragama.
H. Mi'rad, S.Ag. M.A.P
menyatakan bahwa, Moderasi beragama adalah cara pandang kita dalam beragama
secara moderat, yakni memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak
ekstrem, baik ekstrem kanan maupun ekstrem kiri.
“Ekstremisme,
radikalisme, ujaran kebencian, hingga retaknya hubungan antarumat beragama,
merupakan problem yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini. Sehingga,
adanya program pengarusutamaan moderasi beragama ini dinilai penting dan
menemukan momentumnya,” ucapnya.
Ia mengatakan menjadi
moderat bukan berarti menjadi lemah dalam beragama. Menjadi moderat bukan
berarti cenderung terbuka dan mengarah kepada kebebasan. Keliru jika ada
anggapan bahwa seseorang yang bersikap moderat dalam beragama berarti tidak
memiliki militansi, tidak serius, atau tidak sungguh-sungguh, dalam mengamalkan
ajaran agamanya.
“Kesalahpahaman
terkait makna moderat dalam beragama ini berimplikasi pada munculnya sikap
antipati masyarakat yang cenderung enggan disebut sebagai seorang moderat, atau
lebih jauh malah menyalahkan sikap moderat. Esensi ini yang diinginkan oleh
moderasi beragama karena sesungguhnya beragama secara moderat sudah menjadi
karakteristik umat beragama di Indonesia dan lebih cocok untuk kontur
masyarakat kita yang majemuk. Beragama secara moderat adalah model beragama yang
telah lama dipraktikkan dan tetap diperlukan pada era sekarang,” ungkapnya lagi.
Maka, cara memperlakukan
pesan penting moderasi beragama ini mestinya tidak cukup bila hanya
dipromosikan, melainkan perlu didesakkan sebagai aksi bersama seluruh komponen
bangsa baik pemerintah maupun kelompok agama agar ekstremisme dan kekerasan
atas dasar kebencian kepada agama dan suku yang berbeda bisa ditekan dan
dihilangkan.
H. Mi'rad, S.Ag. M.A.P juga
menyampaikan terimakasih kepada Penyenggara Kristen dan Panitia Perayaan Natal yang
sudah melibatkan dan mengundang
dirinya untuk hadir pada momen natal kali ini,
“Saya
berharap agar kegiatan-kegiatan keagamaan lain dihari-hari akan datang diundang
selaku Kepala Kantor Kementerian agama Kota Pontianak supaya dapat memberikan
informasi-informasi terkait layanan Kementerian Agama,” ungkapnya.
H. Mi'rad mengatakan bahwa selama ini
masyarakat berpikir bahwa Kementerian Agama hanya melayani satu kelompok agama
saja pada kenyataannya tidak demikian, kehadiran Kementerian Agama di Indonesia
untuk melayani Semua Agama diantaranya Agama Islam,
Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghucu.
H. Mi'rad, S.Ag. M.A.P
sedikit menyinggung terkait nasib Guru Honor Pendidikan Agama Kristen di Kota
Pontianak yang tidak ada formasi pada Tahun 2022, Iaberharap tahun-tahun akan
datang Instansi terkait untuk memperhatikan nasib Guru Honor.
Sementara itu Penyelenggara
Kristen Kota Pontianak, Pdt. Lajim, S.Th, dalam
sambutannya menyebut merasa bangga dengan
hadirnya H. Mi'rad, S.Ag. M.A.P selaku Kepala Kantor Kementerian Agama Kota
Pontianak, walau sedang dalam pemulihan karena sakit yang dialami beberapa hari
terakhir dapat menyempatkan diri untuk hadir dalam acara ini.
Sebagai Penyelenggara
Kristen Kota Pontianak, Pdt. Lajim, S.Th berharap melalui acara Natal dan Tahun
Baru seperti ini agar menjadi perekat antar Guru PAK dan Penyuluh Agama Kristen
agar saling mengenal dan mendorong dalam melayani umat.
“Natal
ini juga kiranya dapat membawah pada satu perubahan berpikir dan cara kerja
sesuai Tema Natal yang di cetuskan oleh Persekutuan Gereja Gereja di Indonesia
(PGI) dan Konverensi Wali Gereja Indonesia (KWI) pulang melalui jalan lain,
yaitu suatu pesan perubahan untuk membawa kepada pelayanan yang lebih baik lagi,” tuturnya.
Hal senada disampaikan Ketua
Persatuan Guru Agama Kristen (PERGAKRI) Kota Pontianak, yang juga adalah
Pengelola Sekolah Keagamaan Kristen di Kota Pontianak, Pdt. Gihon Nenabu, M.Th.,
M.Pd, Ia bersyukur kegiatan Tasyakuran
Natal dan Tahun Baru 2023 ini bisa terlaksana dengan baik.
Pdt. Gihon Nenabu, M.Th.,
M.Pd berharap agar Perayaan hari besar Keagamaan Kristen terus dijadikan
sebagai Ajang Pentas Seni dimana Guru-guru setiap tingkatan dapat menampilkan
Talenta-talenta yang dimiliki di dalam dirinya.
“Sebagai
Ketua PERGAKRI yang belum lama ini menjabat, peralihan dari Ketua PERGAKRI lama
yang pindah tugaskan di daerah Papua, saya mengajak
semua insan pendidik PAK di Kota Pontianak di setiap tingkatan untuk terlibat
aktif dalam kegiatan-kegiatan,” ujarnya.
Selain itu Pdt. Gihon
Nenabu, M.Th., M.Pd juga menyampaikan harapan melalui
wadah PERGAKRI sesama Guru Pendidikan Agama Kristen saling peduli satu sama
lain baik dalam hal sukacita maupun dukacita.
“Sebagaimana
ditegaskan dalam Pemberitaan Firman Tuhan yang di Sampaikan oleh Pdt. Apiran Yonathan, M.Th
berdasarkan Tema Natal PGI dan KWI : “Pulanglah Mereka ke Negerinya melalui
Jalan lain, Matius 2:12”, yang dimaknai dengan jangan kembali melewati
kebiasaan yang sama yang mengarahkan diri kita kepada hal-hal negatif yang
membuat diri tidak berkembang atau maju
yang disimpulkan dalam 4 hal yaitu Jangan kompromi dengan
kejahatan, Jangan berbohong, Jangan menyimpan rasa sakit hati, Jangan sombong,” jelas Pdt. Gihon Nenabu, M.Th.,
M.Pd.
Ibadah Perayaan Natal
berlangsung dengan nikmat di akhiri dengan Laporan Panitia Gusarem, S.Th, yang
menyampaikan terimakasih kepada pihak terkait baik Guru-Guru PAK dan Penyuluh
Kristen yang terlibat aktif dalam mendukung berlangsungnya acara Natal.
“Hal
seperti inilah yang terus kita budayakan agar menjadi contoh bagi generasi muda
saat ini. Seperti momen malam inilah dimana Guru-Guru PAK semua tingkatan dan
Penyuluh Agama Kristen menampilkan suara-suara merdu untuk hormat dan kemuliaan
bagi Bapa di Surga,” pungkasnya.
(tim liputan).
Editor : Putri