![]() |
Kaban Kesbangpol Sintang Minta Masyarakat Rendah Hati Untuk Hindari Konflik |
PONTIANAKNEWS.COM (SINTANG) - Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kaban Kesbangpol) Kabupaten Sintang, Kusnidar meminta Masyarakat untuk rendah hati dan selalu menjaga persatuan serta kesatuan agar menghindari munculnya konflik.
Hal tersebut
disampaikan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kaban Kesbangpol)
Kabupaten Sintang, Kusnidar saat menjadi narasumber pada kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Manajemen
Penanganan Konflik Secara Kolaboratif di Balai Kemitraan Polres Sintang pada hari
Kamis (24 November 2022).
Kegiatan
tersebut dibuka oleh Staf Ahli Bupati Sintang Bidang Perekonomian, Pembangunan
dan Keuangan Selimin, SE, M. Si Staf, Focus Group Discussion (FGD) Manajemen
Penanganan Konflik Secara Kolaboratif tersebut diselenggarakan oleh Polres
Sintang, diikuti oleh anggota Forkopimda, perwakilan Organisasi Perangkat
Daerah di Lingkungan Pemkab Sintang, tokoh agama, tokoh masyarakat, mahasiswa
dan organisasi masyarakat.
Pada FGD
tersebut ada tiga orang narasumber yakni
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Sintang, Dansat Brimob Polda Kalimantan Barat Kombes Pol Muhammad
Guntur dan Rektor Universitas Kapuas Dr. Antonius, S.Hut, MP.
Kaban
Kesbangpol, Kusnidar menyampaikan konflik di tengah masyarakat, tidak gampang
untuk dipulihkan.
“Maka harus
kita cegah secara bersama-sama. Kita ini beragam dan keberagaman ini bisa
disatukan, jika masyarakat bisa dan mau memiliki sikap rendah hati. Orang yang
rendah hati, akan bisa menghargai keberagaman dan perbedaan. Tetapi persatuan
tidak bisa dijaga ketika ketika orang rendah diri. Kita memiliki 300 organisasi
masyarakat di Kabupaten Sintang. Dan banyak ormas tidak percaya diri dan rendah
diri. Maka ormas ini terus kita bina, agar kelompok mayoritas dan minoritas
harus percaya diri,” terang Kusnidar.
Kusnidar mengatakan
ketika ada kelompok yang merasa minoritas, mereka harus percaya diri bahwa ada
kelompok mayoritas yang akan melindungi. Kelompok mayoritas juga harus percaya
diri bahwa mereka akan melindungi kelompok minoritas. Kalau itu dibangun, maka
upaya pencegahan akan semakin mudah.
Sementara
itu Komandan Satuan (Dansat) Brimob
Polda Kalimantan Barat, Kombes Pol Muhammad Guntur menyampaikan kata kunci
dalam menyelesaikan konflik adalah kolaboratif semua elemen masyarakat.
“Kalbar ini
memiliki potensi konflik yang cukup tinggi. Kalbar banyak investasi masuk dan
memiliki beragam etnis. Polda Kalbar mencatat ada 125 potensi konflik di Kalimantan
Barat dan salah satunya yang paling tinggi adalah konflik dengan investasi
perkebunan. Potensi itu harus kita kelola dengan baik dengan sering-sering
bertemu seperti ini,” beber Kombes Pol Muhammad Guntur.
Kombes Pol
Muhammad Guntur mengatakan Pemkab
Sintang harus terdepan dalam menyelesaikan konflik. TNI dan Polri hanya
mendukung dan membantu saja.
“Kita memang
harus bersama-sama dan berkolaborasi dalam menangani konflik,” terang Kombes
Pol Muhammad Guntur.
Ia mengajak
semua untuk menjaga dengan baik karena menangani konflik itu lebih sulit,
karenanya menjaga dan merawat perdamaian serta kondisi Kondusif itu lebih
utama.
Hal yang
sama disampaikan Rektor Universitas Kapuas, Dr. Antonius, S.Hut, MP
menyampaikan bahwa konflik itu merugikan, mengganggu aktivitas dan pembangunan.
“Aman itu
nyaman. Ketika aman, kita tidak akan was-was lagi. Tetapi kalau tidak aman,
kita merasa waspada dan was-was. Keamanan dan kedamaian itu harus diupayakan
secara pribadi antar pribadi. Kita sendiri dan semua menyadari pentingnya
menjaga keamanan dan kenyamanan daerah kita,” terang Antonius.
Rektor
Universitas Kapuas, Dr. Antonius, S.Hut, MP mengatakan dalam mengatasi konflik,
semua harus mengutamakan nilai kemanusiaan dan hak asasi manusia. Itu harus
dijadikan prinsip.
“Lepas dari
kepentingan dan tidak memihak. Tetapi yang paling utama adalah pencegahan
konflik,” pungkas Antonius. (tim liputan).
Editor :
Putri