![]() |
Bank Indonesia Canangkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Di Kalbar |
PONTIANAKNEWS.COM (PONTIANAK) - Perekonomian Kalimantan Barat pada triwulan II 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 4,45 persen (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.
Dari sisi
penawaran, pertumbuhan didorong oleh beberapa Lapangan Usaha (LU) seperti
perdagangan besar dan eceran, transportasi dan pergudangan, pertambangan, serta
penyediaan akomodasi dan makan minum.
Hal itu
terungkap dalam Press rilis yang disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI)
Provinsi Kalimantan Barat, Agus Chusaini,
Ia mejelaskan dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi didorong oleh kinerja
konsumsi rumah tangga, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), dan ekspor pada
hari Kamis (15 September 2022).
“Inflasi
nasional termasuk Kalimantan Barat sepanjang tahun 2022 menunjukkan trend
peningkatan dibanding kondisi inflasi pada tahun 2021,” terangnya.
Kepala
Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Barat ini menjelaskan pada
Agustus 2022, inflasi nasional tercatat 3,63 persen (ytd) dan 4,69 persen (yoy)
sedangkan Kalimantan Barat tercatat 3,67 persen (ytd) dan 4,43 persen (yoy).
“Kondisi
tensi geopolitik serta gangguan rantai pasok global mempengaruhi kondisi supply
domestik, termasuk untuk komoditas energi sehingga pemerintah melakukan
penyesuaian harga BBM bersubsidi,” urainya.
Secara
historis, kenaikan harga BBM akan diikuti dengan kenaikan inflasi pada
komoditas-komoditas lain karena biaya logistik ikut meningkat. Oleh sebab itu,
diperlukan sinergi seluruh stakeholders dalam rangka pengendalian inflasi
daerah yang optimal.
Agus
Chusaini menjelaskan dalam Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2022, Presiden
RI, Ir Joko Widodo memberikan 5 arahan yaitu :
a. Memperkuat identifikasi sumber tekanan
inflasi di daerah melalui pemanfaatan data mikro dan makro serta data detail
b.
Memperluas Kerja Sama Antar Daerah (KAD) guna mengurangi disparitas pasokan dan
harga antar wilayah. TPIP dan TPID perlu mengidentifikasi wilayah surplus dan
defisit serta menjadi fasilitator untuk mendorong kerja sama antar daerah dalam
pengendalian inflasi.
c. Menurunkan biaya transportasi dengan memanfaatkan fasilitas distribusi perdagangan antar daerah dan termasuk menurunkan harga tiket pesawat dengan menambah jumlah pesawat.
d.
Mengoptimalkan pengunaan anggaran belanja tidak terduga untuk mendukung upaya
pengendalian inflasi daerah.
e.
Mempercepat penyerapan APBD untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
“Sebagai
tindak lanjut arahan presiden RI dalam rakornas, pada tanggal 10 Agustus 2022,
Bank Indonesia mencanangkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan
(GNPIP),” terangnya lagi.
GNPIP
merupakan wujud nyata sinergi dan komitmen bersama Bank Indonesia, Tim
Pengendali Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID), pelaku industri, serta
masyarakat untuk mengelola tekanan inflasi dari sisi suplai dan mendorong
produksi dalam rangka mendukung ketahanan pangan secara integratif, masif, dan
berdampak nasional.
“Implementasi
GNPIP ini dilakukan di seluruh provinsi di Indonesia termasuk Kalimantan Barat,”
ujar Agus Chusaini.
Agus
Chusaini menjelaskan GNPIP ini bertujuan untuk mendorong implementasi
langkah-langkah pengendalian inflasi yang well calibrated, well planned, well
communicated, dan berdampak nasional.
Adapun
program unggulan yang akan diimplementasikan di Kalimantan Barat, antara lain
sebagai berikut:
a. Pemberian
PSBI berupa bantuan bibit, alsintan, dan Saprotan Saat ini Bank Indonesia
bersinergi dengan dinas terkait di kabupaten dan kota sedang melakukan
identifikasi beberapa Gapoktan dan Pondok Pesantren yang potensial menjadi
penerima bantuan.
b. Operasi Pasar serta Pasar Murah Bank Indonesia bersama dengan TPID provinsi dan kabupaten dan kota bersinergi dalam pelaksanaan Operasi Pasar atau Pasar Murah dalam rangka pengendalian inflasi melalui penyediaan sarana dan prasarana pendukung kegiatan.
c.
Pencanangan Komitmen Kerjasama Antar Daerah (KAD) TPID provinsi atau kabupaten
dan kota akan melakukan penandatangan komitmen untuk memperkuat KAD intra
Kalimantan Barat dan akan dilakukan forum lanjutan untuk membahas komoditas
yang potensial untuk dikerjasamakan antar Kabupaten dan Kota di Kalimantan
Barat.
d. Edukasi
Inflasi Bank Indonesia bersinergi dengan PKK Provinsi Kalimantan Barat akan
melakukan edukasi terkait inflasi kepada ibu-ibu rumah tangga melalui
penyusunan booklet edukasi inflasi. Selain itu juga akan dilakukan sinergi
program dalam rangka mendukung pengendalian inflasi pangan di Kalimantan Barat.
e. Penguatan
koordinasi dan komunikasi Penguatan dilakukan melalui penyelenggaraan High
Level Meeting (HLM) TPID secara periodik dan wadah komunikasi lainnya. Untuk
itu, Bank Indonesia terus mengajak masyarakat untuk turut mendukung program
Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan ini guna menjaga terkendalinya
inflasi pangan yang akan mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional.
(tim liputan).
Editor : Putri