![]() |
Dukung Moderasi Beragama BKPRMI Kalbar Komitmen Lakukan Ini |
PONTIANAKNEWS. COM (PONTIANAK) - Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kalbar menggelar Diskusi Panel Moderasi Beragama Lintas Etnis dan Agama di Hotel Mahkota Pontianak pada hari Sabtu (23 Juli 2022).
Dari hasil
diskusi yang dilakukan BKPRMI Kalbar tersebut, Pemuda Lintas Agama dan Etnis,
mencetuskan komitmen bersama mendukung moderasi beragama guna meningkatkan
toleransi dan kerukunan antar ummat beragama dan etnis.
Diskusi
panel yang diikuti 200 peserta ini mengusung tema “Peranan Pemuda Menggalakkan
Moderasi Beragama Lintas Agama dan Etnis di Kalimantan Barat,“. hadir sebagai
narasumber Dr. Hermansyah, M.Ag, Dosen IAIN Pontianak, Turiman Faturahman, SH,
M.Hum, Dosen Fakultas Hukum UNTAN dan
Dr. Firdaus Zar'in, M.Si Ketua Umum
BKPRMI Provinsi Kalimantan Barat.
Ketiga
narasumber tersebut memberikan
pencerahan kepada pemuda lintas agama dan etnis untuk semangat beriman yang
moderat, menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan kerukunan di bumi
khatulistiwa Kalimantan Barat.
Melalui
kegiatan ini pula, ketiga narasumber sepakat agar pemuda lintas agama dan etnis
Kalbar dapat menggalakkan dan mengimplementasikan nilai-nilai moderasi beragama
di lingkungannya. Sekaligus sebagai upaya atau langkah kongkrit atas pencegahan
paham radikalisme yang telah merangsek di kalangan kaum muda.
Menurut
Turiman Fathurrahman, pemuda memegang pembangunan estafet ke depan. Untuk itu pemuda Kalbar
harus menjadi ikon untuk mengimplementasikan moderasi beragama di Indonesia.
“Bagaimanapun
ada dua fakta sejarah penting di Kalbar ini. Pertama, Kalbar memiliki
masyarakat multi etnis, dan kedua perancang lambang negara berasal dari Kalbar.
Pemuda harus memerankan Bhineka Tunggal Ikanya, harus menjadi ikon seluruh Indonesia,” ujar
Turiman.
Untuk konsep
moderasi beragama itu sendiri lanjut Turiman
sebenarnnya sudah final dalam paham kebangsaan bhineka tunggal ika. Hanya masih banyak yang keliru mengartikan Bhineka Tunggal Ika itu
sendiri.
“Selama ini Bhineka
Tunggal Ika diartikan “berbeda-beda tapi satu jua”. Jika mengacu pada pidato Bung Karno 22 Juli 958, artinya
berjenis- jenis tapi tuggal, menunjukkan keberagaman persatuan dan kesatuan
keragaman,” terang Turiman.
Sementara itu
Ketua Umum BKPRMI Kalbar, Firdaus Zarin, menyatakan pemuda lintas agama Kalbar
harus beriman moderat, membawa orang ke jalan tengah, serta tidak berlebihan
atau ekstrem. Cara beragama perlu menerapkan budaya menjunjung tinggi
nilai-nilai toleransi dan dapat bekerjasama. Tentunya tanpa kekerasan,
menghargai budaya, serta memiliki komitmen kebangsaan yang kuat dalam bingkai
negara kesatuan Republik Indonesia.
“Seiring
kemajuan IT (ilmu teknologi) sekarang
ini, saya berharap nilai-nilai agama yang kita anut senantiasa
dilaksanakan dalam pergaulan berkonteks bhineka tunggal ika. Kemudian, beragam suku dan agama jangan sampai
menghambat, dalam agama sudah ada aturan
yang jelas. Jadi dalam kehidupan pertemanan,
pemuda harus tetap bersatu dalam keberagaman,” kata Firdaus yang juga anggota
DPRD Kota Pontianak ini.
Hal yang
sama disampaikan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Provinsi
Kalbar Syahrul Yadi yang turut hadir
dalam diskusi mendukung penuh diskusi ini.
Menurutnya,
Kalbar identik dengan multi keberagaman
dan perbedaan paling essensial adalah agama. Enam agama yang diakui di
Indonesia ini harus menerapkan agama secara
moderat.
“Melalui
diskui ini ada semacam edukasi yang diberikan, dan ini bagus momentum sangat
cerdas, mengarahkan kita untuk mencintai Indonesia. Indonesia harus moderat dalam beragama,”
tegasnya.
Pemuda
lanjut Syahrul Yadi harus melakukan sesuatu, bagaimana agar agama suku bangsa tidak saling
mencurigai, bisa dengan kegiatan bersama. Sehingga akan lahir persatuan dan
kesatuan antar ummat beragama. Tidak ada lagi pemahaman radikal atau liberal.
Untuk
menyikapi ilmu teknologi yang berkembang pesat saat ini, Syahrul berpesan
kepada pemuda Kalbar untuk tidak melupakan pentingnya persatuan. Pemuda sebagai generasi
yang bertanggungjawab untuk masa depan kalbar harus bijak menyikapi
IT. Pemuda harus menggunakan medsos secara berakhlak, harus
memberlakukan 3 S (saring, sharing, share).
Dari hasil
diskusi panel tersebut, terbentuk forum silaturahmi pemuda lintas agama sebagai
sarana komunikasi dan koordinasi . Sekaligus melahirkan komitmen bersama untuk
mengejawantahkan nilai-nilai moderasi
beragama di tengah perbedaan dan keberagaman.
Sehingga
kedepannya terlahir dan tumbuh kembang pemuda-pemudi Kalbar berjiwa bhinneka serta menjadi pelopor
semangat nasionalisme dalam bingkai negara. (tim liputan).
Editor : Putri