Ada Bulava Di Seberang Kremlin Jakarta |
PONTIANAKNEWS.COM (JAKARTA) – Peperangan antara Negara Rusia dan Republik Ukraina membuat keprihatian semua pihak, termasuk dari Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Teguh Santosa yang diutarakan dalam tulisanya Bulava Di Seberang Kremlin Jakarta, Kamis (03/03/2022).
“Kemarin
seorang staf di Kedutaan Besar Republik Ukraina di Jakarta mempersilakan saya
masuk ke ruangannya yang berada persis di sebelah ruangan kerja Dubes Ukraina
Vasyl Hamianin,” Teguh Santosa mengawali.
Kedubes
Ukraina terletak di kawasan Epicentrum, Jakarta Selatan. Persisnya di Gran
Rubina Business Park, Sebuah bendera Ukraina berukuran sedang ditempelkan di
jendel yang berada di sisi barat. Selain itu ada bendera kecil dan sebuah
bulava.
Bulava
adalah gada atau pemukul khas dari Ukraina. Kepalanya memiliki beberapa duri
tajam. Benda ini adalah atribut penting dari jabatan politik dan militer
tertinggi di negara itu sejak ratusan tahun lalu.
"Biar
mereka bisa lihat kami masih ada, dan tak terkalahkan," ujarnya.
Dia buka
tirai jendela, dan baru saya mengerti apa maksud ucapannya.
Dari ruang
kerja di lantai 16 itu, tampak jelas Kedutaan Besar Federasi Rusia di pojok
Jalan HR Rasuna Said dan Jalan Pedurenan Masjid Raya.
Bangunan besar
berwarna merah bata itu menempati kavling tersebut hingga ke Jalan Denpasar di
belakangnya. Tempat tinggal Dubes Rusia Lyudmila Vorobieva berada di sisi lain
Jalan Denpasar.
“Saya
beberapa kali bertemu Dubes Lyudmila Vorobieva di tempat itu. Kunjungan
terakhir saya adalah tanggal 24 Desember lalu. Sejumlah hal kami bicarakan, dan
waktu itu saya mendapat kesan perang masih dapat dielakkan,” ujarnya lagi.
Dari ruang
kerja staf Kedubes Ukraina ini bangunan Kedubes Rusia tampak bagaikan raksasa
yang berdiri gagah. Warnanya yang merah bata dan sisi tengahnya yang lebih
tinggi mirip postur Kremlin di Moskow.
"Istana
drakula," kata staf Kedubes Ukraina itu lagi.
"Mereka
menuduh kami sebagai simpatisan Nazi. Fitnah yang keji. Tapi lihat, mereka
menggunakan semua cara yang pernah digunakan Hitler dan Nazi untuk
menghancurkan dunia," nadanya berapi-api. Getir.(Sumber : Jaringan Media
Siber Indonesia*).
Editor : Putri