![]() |
Keakraban Ketum LDII Saat Bersama Wartawan Di Melawi |
PONTIANAKNEWS.COM (JAKARTA) - Ketua Umum DPP LDII, KH Chiswanto Santoso mengingatkan beban tugas pers semakin di era new media. Meskipun demikian dirinya mengapresiasi peran pers dalam mencerdaskan kehidupan bangsa tak bisa diabaikan.
"Pers
seperti penyuluh dalam kegelapan, sesuai tugasnya memberikan edukasi,
informasi, hiburan, dan kontrol sosial kepada rakyat Indonesia,” ujarnya
menyambut Hari Pers Nasional yang diperingati setiap tanggal 9 Februari
sebagaimana diputuskan dalam Keputusan Presiden No 5 Tahun 1985.
Sebagai
pimpinan LDII dirinya juga menyampaikan rasa
terima kasih atas kerja para pewarta yang terus membantu pemberitaan
berbagai pencapaian pembangunan, dan termasuk didalamnya muatan dukungan dan
masukan. "Pers harus tetap kritis agar pemerintah bisa memperbaiki
kekurangan dan terus meningkatkan capaian program. Dengan masukan yang
konstruktif dari insan media massa, pemerintah dan ormas dapat terus berbenah
dan maju,” ungkapnya.
Menurut KH
Chriswanto, pers sebagai fungsi kontrol sosial membuat pemerintah melihat
pojok-pojok wilayah yang tidak tersentuh pembangunan. Pemerintah juga bisa
secara langsung mendapat respon dari masyarakat mengenai kebijakannya, “Hal
tersebut sangat membantu pemerintah dalam membangun negeri ini,” imbuh dia
Ia juga
mengatakan, pers sangat membantu pembentukan masyarakat madani agar organisasi
kemasyarakat (Ormas) bisa maksimal membantu pemerintah. Bahkan sebaliknya, pers
juga mengontrol keberadaan dan fungsi ormas itu sendiri.
Lebih lanjut
menurutnya pers telah melaksanakan tugasnya sebagai tiang keempat demokrasi,
“Dengan kebebasan pers saat ini, sebagai ormas Islam, kami mendukung media yang
menyalurkan kebebasan berpendapat dan berbicara sebagai syarat mutlak
demokrasi,” paparnya. Namun ia mengingatkan, kebebasan tersebut diiringi dengan
rasa tanggung jawab yang besar, dalam mengedepankan kepentingan masyarakat
serta keutuhan bangsa dan negara.
Sedangkan
Ketua DPP LDII Koordinator Bidang Komunikasi, Informasi, dan Media (KIM) DPP
LDII, Rulli Kuswahyudi menyatakan pers mengandung tanggung jawab yang lebih
besar lagi dalam era new media atau media baru.
“Era ini
ditandai dengan penggunaan internet dalam menyebarkan informasi dengan
multiplatform, salah satunya media sosial. Pers dan masyarakat saat ini
bersama-sama menggunakan media sosial. Akhirnya media sosial menjadi ruang
publik, dari berita penting atau sekadar gosip bahkan hoaks,” ujar Rulli.
Menurut
Rulli, tak bisa dipungkiri kini kerja wartawan kian mudah dengan adanya media
sosial. Wartawan tinggal memantau isu yang sedang tren, atau mencari kutipan
para tokoh, kemudian diolah menjadi tulisan, “Kerja pers yang kian mudah ini,
jangan sampai menumpulkan analisis. Hanya mengisi berita dengan kutipan. Tapi
masyarakat perlu edukasi yang mendalam atas sebuah isu,” kata dia.
Bahkan,
hanya karena mengejar pembaca di media sosial, beberapa media melakukan umpan
klik atau clickbait, hanya untuk membuat orang penasaran. Atau sebaliknya,
sudah lahir rasa kebencian dengan membaca judul.
Rulli
berharap pada era new media, media massa tak hanya mengejar sensasi sejak dari
judul hingga isi, agar beritanya banyak dibaca. Menurutnya, masyarakat tetap
membutuhkan edukasi untuk meningkatkan kualitas demokrasi, “Sebagai suluh dalam
gelap, media yang berkualitas pasti terus ditunggu dan pasti jadi bahan
perbincangan di media sosial,” ujarnya.
Ia juga
mengingatkan, agar dalam pemberitaan para pewarta berpegang teguh pada kode
etik jurnalistik dan kaidah-kaidah jurnalistik. Salah satunya, tidak membuat
berita dengan prasangka sehingga terjadi pengadilan media massa, “Bahkan yang
di-framing tidak diberi hak jawab, peliputannya tidak dua sisi, tidak cek dan
ricek. Ini bisa menyusahkan individu, masyarakat, ormas, bahkan negara,”
ujarnya.
Akibat pengadilan media massa, emosi warga bisa tersulut, padahal informasi tersebut belum tentu kebenarannya. Akibatnya bisa terjadi tindak kekerasan diantara warga. "Tindakan tersebut tidak mencerminkan bangsa Indonesia yang Pancasilais, dan cenderung tak mematuhi hukum. Pers harus bertanggung jawab dalam membentuk masyarakat sesuai kepribadian bangsa,” ungkap Rulli.
Masyarakat,
menurutnya, selalu membutuhkan media massa yang berkualitas dan terpercaya di
era antara berita benar dan hoaks nyaris sulit dibedakan. Seluruh rakyat
Indonesia sangat mengharapkan integritas dan profesionalitas media massa. (KIM/tim
liputan).
Editor : Putri