Ketua Umum LDII, KH Chriswanto Santoso |
PONTIANAKNEWS.COM (BALIKPAPAN) - Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso menyampaikan pada hari Jumat (11/2) akhir pekan lalu telah menemui Presiden Jokowi di Istana Bogor, dan mendapat pesan pemasalahan kebangsaan tak akan pernah selesai. Untuk itu butuh penguatan empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.
“Bagi kami
di LDII, permasalahan Kebangsaan menjadi prioritas karena analoginya sederhana. Indonesia ibarat
kapal besar, bila kapal ini oleng maka kita warga bangsa, termasuk umat Islam
di dalamnya tidak bisa bekerja, beribadah, dan beraktivitas dengan baik,” ujar
KH Chriswanto Santoso saat memberikan arahan kepada peserta Muswil VII LDII
Provinsi Kaltim, Selasa 15 Februari 2022.
Untuk itu,
ia meminta warga LDII berupaya keras agar kapal besar Indonesia ini tetap
stabil. "Saya minta seluruh warga LDII berusaha kuat untuk menjaga kapal
yang besar ini, agar Indonesia tetap menjadi ruang yang kondusif untuk
beragama, berbangsa, dan bernegara," katanya.
KH
Chriswanto juga mengingatkan, pesan Presiden Jokowi terkait kebangsaan yang
kerap diterpa masalah.
Permasalahan
yang dimaksud bukan karena keberagaman bangsa Indonesia, tetapi menurutnya
adalah nilai-nilai kebangsaan Indonesia selalu menghadapi tantangan dari
ideologi transnasional, “Ada ideologi, yang selalu ingin mendominasi kehidupan
berbangsa dan bernegara, dari libearisme, sosialisme, hingga radikalisasi
agama,” pungkasnya.
Sejarah
Indonesia lanjut Chriswanto, telah melewati masa-masa sulit akibat dominasi
ideologi tertentu. Untuk itu, ia mengingatkan seluruh rakyat Indonesia terutama
warga LDII, untuk selalu menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari.
“Sebuah bangsa
dinilai dari karakternya, kita memiliki nilai luhur seperti gotong-royong,
jujur, kerja sama, saling menghormati dan menghargai, maka jangan sampai
tergerus sifat individualistik yang liberal,” ujarnya.
Sebagai
bentuk kontribusi LDII untuk menjaga nilai-nilai jati diri bangsa yakni
mendirikan pondokkarakter.com dan Sekolah Pamong Indonesia (SPI). Dua program
tersebut ditujukan untuk membangun karakter profesional religius. Menurutnya,
program tersebut ditujukan memberikan edukasi stakeholder penyelenggara
Pendidikan, mulai dari pemilik yayasan, para guru, pamong santri/siswa, hingga
satpam.
“Di LDII
terdapat 267 satuan pendidikan baik formal maupun informal. Dengan adanya
pondokkarakter.com dan SPI memudahkan para pengelola untuk mengakses materi dan
berdiskusi dengan para pakar,” imbuhnya. Harapannya, dengan adanya edukasi
karakter tersebut, LDII dapat menjaga nilai-nilai kebangsaan yang terdapat
dalam empat pilar kebangsaan.
Dalam forum
Muswil ini, KH Chriswanto juga mengingatkan, agar LDII Kaltim bekerja lebih
keras terkait dengan terbitnya UU Ibu Kota Negara (IKN). Menurutnya LDII Kaltim
bisa berkontribusi besar dalam bidang ekonomi, lingkungan dan ketahanan pangan
– salah satu dari 8 klaster program pengabdian “LDII untuk Bangsa”.
Kaltim
sebagai ibu kota tidak harus seperti DKI Jakarta yang padat dan berpolusi. Di
sinilah pentingnya LDII Kaltim berkontribusi, agar bila ibu kota negara berada
di provinsi tersebut, lingkungan atau ekologi tidak rusak. Dan nilai-nilai
tradisi masyarakat Kaltim yang luhur tetap terjaga.
Muswil VII
LDII Kaltim dihadiri oleh para pejabat dan tokoh masyarakat, di antaranya Wakil
Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi dan Ketua MUI Kaltim KH Muhammad Rasyid.
Dalam
kesempatan itu Hadi Mulyadi mengatakan, dirinya mengapresiasi LDII di Kaltim,
pada muswil kali ini mengangkat tema yang menginginkan dakwah sejuk, generasi
emas profesional religius, dan menyambut IKN dalam Kaltim Berdaulat.
“Selamat
atas terselenggaranya Muswil DPW LDII Kalimantan Timur, dan saya mengapresiasi
LDII selama ini menjadi organisasi yang menjaga kondusifitas di Kalimantan
Timur. Juga kami melihat LDII berkiprah selama ini dalam bidang pendidikan dan
bidang dakwahnya,” ucap Hadi. (tim liputan).
Editor : Putri