Perayaan Imlek Dalam Muatan Nilai-Nilai Spiritual |
PONTIANAKNEWS.COM (PONTIANAK) - Meski masih jauh, suasana Imlek sudah mulai terasa bergetar dimana-mana. Agaknya getaran ini menjadi penanda budaya Tionghoa di Indoneisa relative lebih serius dan kuat untuk dirayakan di Indonesia.
Padahal
untuk peringatan momen yang sama misalnya dalam tradisi Jawa untuk tahun Saka
atau Tahub Hijriyah dalam budaya Islam misalnya punya makna yang relatif sama
untuk menandai pergantian tahun lama ke tahun yang hendak dilalui kemudian,
termasuk penanggalan Masehi atau yang juga di Indonesia lumrah disebut penanggalan
nasional.
Pendek kata,
tradisi perayaan imlek yang dipahami secara umum oleh banyak orang di Indonesia
adalah hari besar yang dirayakan agak special oleh etnis Thionghoa. Sehingga
ada berbagai rekomendasi khusus utuk merayakan Imlek dengan hadih yang beragam
dan tentu akan memberikan kesan yang menggembirakan.
Maka itu
peryaan imlek jadi identik dengan angpaw (Kompas.com - 15/01/2022) yang akan
diberikan kepada seseorang yang lebih muda atau yang belum menikah.
Sehingga
peryaan imlek pun menjadi tradisi yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang.
Karena hadian yang diberikan bisa menyasar siapa saja yang dikehendaki oleh
mereka yang memberikan angpaw itu.
Arti
pemberian angpaw itu pun bisa diartikan beragam pemahaman dari sang pemberi,
mulai dari rasa kasih sayang, perhatian, perkawanan atau bahkan penebus dosa
agar tidak sial. Kecuali itu tentu saja sebagai ungkapan kebahagiaan dalam
berbagai, sehingga nilai angpaw yang diberikan itu bisa cukup besar nilainya.
Biasanya
uang yang diberikan yang disebut angpaw itu dimasukkan dalam amplop merah untuk
kemudian dibagi-bagikan kepada siapa saja yang dia anggap perlu untuk
mendapatkan angpaw tersebut.
Konon cerita
eorang kawan dalam bahasa Hokkian, symbol dari warna merah amplop angpaw itu
sangat dipercaya dapat membawa keberuntungan dan kebahagiaan sepanjang tahun,
sekaligus berisi do’a serta harapan harapan dari sang pemberi angpau itu.
Hadiah untuk
memaknai imlek bagi etnis China tidak hanya sebatas uang dalam amplop merah
itu. Bagi orang-orang tertentu yang dianggap istimewa bisa saja berupa barang
kesukaan dari orang yang hendak diberi hadiah itu.
Misalnya
untuk anak yang sedang sekolah, bisa saja pemberian berupa kendaraan bermotor
untuk mempermudah transportasinya pergi ke sekolah. Bagi rekan penulis bisa saja
mendapatkan hadiah imlek berupa kamera, laptop atau alat tulis menilis yang
sekiranya dapat lebih memperlancar pekerjaan mereka yang menerima angpaw
tersebut.
Jadi angpaw
bisa berujud uang tunai atau barang. Tinggal bagaimana suasana hati mereka yang
hendak memberikan angpaw itu kepada kita. Atau bisa juga dalam bentuk tiket
perjalanan liburan yang komplit dengan akomodasinya.
Untuk kaum
Wanita bisa saja berupa perhiasan emas ataupun perhiasan berlian. Biasana, pemberian dalam bentuk barang itu
agar kenangannya bisa lama melekat dalam hati penerima angpaw yang juga diharap
dapat mengesankan bagi mereka yang menerimanya.
Agaknya,
dalam pengertian yang positif maka perayaan imlek cukup memiliki bobot
spiritual yang perlu mendapat perhatian. Sebab tidak ada nilai-nilainya
negative kecuali bagi mereka yang merayakannya dengan cara hura-hura, pesta
narkoba atau ugal-ugalan di jalan raya dengan memacu kendaraannya tanpa
mengindahkan keberdayaan dan kepentingan orang lain.
Jadi
perayaan imlek pun bila dinikmati dengan baik akan memiliki nilai-nilai
spiritual yang baik dan bagus serta memberi manfaat pula bagi orang lain.
(Penulis : Jacob Ereste).
Editor : Putri