Ketua GMNI Kalimantan Barat, Anselmus Ersandy Santoso |
PONTIANAKNEWS.COM (PONTIANAK) - Dalam sebuah narasi video yang beredar di media sosial Youtube, Edy Mulyadi bahas mengenai Ibu Kota Negara (IKN) yang dinilai telah menghina masyarakat Kalimantan.
Dalam video
yang beredar pada 19 Januari 2022 melalui Channel Mimbar Tube tersebut
disebutkan bahwa Edy Mulyadi adalah Calon Legistatif dari PKS.
Dalam video,
Edy diduga mengatakan bahwasannya Kalimantan adalah tempat jin membuang anak.
"Bisa
memahami gak, ini ada tempat elit punya sendiri yang harganya mahal punya
gedung sendirian lalu dijual pindah ke tempat jin buang anak," seperti
kutipan dalam video yang viral itu.
Edy juga
mengatakan jika pasar IKN baru adalah kuntilanak dan genderuwo, untuk apa
membangun di sana.
"Pasarnya
siapa, kalau pasarnya kuntilanak genderuwo ngapain bangun di sana," lanjut
kutipan video.
Menanggapi
video tersebut Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerakan Mahasiswa Nasionalis
Indonesia (GMNI) Kalimantan Barat Anselmus Ersandy Santoso mengatakan bahwa
pernyataan tersebut telah melukai dan mencederai perasaan masyarakat
Kalimantan.
"Pernyataan
Edy Mulyadi dkk yang mengatakan bahwa Kalimantan tempat jin buang anak, pasar
kuntilanak dan genderuwo serta banyak monyetnya tersebut jelas adalah
penghinaan dan sangat melukai serta mencederai perasaan masyarakat
Kalimantan," ujarnya.
Pria yang
akrab dipanggil Ersandy tersebut mengatakan bahwa statement Edy Mulyadi tidak
nasionalis dan tidak mencerminkan intelektualitas.
"Kalimat
yang dilontarkan sangat menunjukkan sikap yang tidak nasionalis karena menghina
memojokkan masyarakat Kalimantan dan itu sangat tidak beretika dan tidak
mencerminkan intelektualitas," tegas Ersandy..
Ia juga
mengatakan bahwa mungkin ini adalah bentuk kritik dan oposisi ketidaksepakatan
atas rencana perpindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan, namun sebagai oposisi
tidak perlu menghina masyarakat.
Demi menjaga
nasionalisme dan perasaan masyarakat Kalimantan pada umumnya, DPD GMNI
Kalimantan Barat minta Polri untuk bertindak tegas dalam kasus ini.
"Kami
minta dengan hormat kepada Kepolisian untuk bertindak dengan tegas dalam
kasus ini, demi mencegah terjadinya perpecahan, menjaga nasionalisme dan
perasaan masyarakat Kalimantan," jelas Ersandy. (tim liputan).
Editor : Putri