Pengendalian Nyamuk Di 1.000 Titik Wilayah |
PONTIANAKNEWS.COM (JAKARTA) - Penyakit tular nyamuk masih merupakan masalah di Indonesia, Pemerintah terus berkomitmen melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit yang disebabkan oleh nyamuk di seluruh wilayah Indonesia.
Terkait hal itu, pemerintah menargetkan eliminasi malaria pada 2030,
eliminasi filariasis pada 2030, dan eliminasi skistosomiasis pada 2025,
termasuk eliminasi rabies, dan mengurangi incident rate DBD kurang dari 49 per
100 ribu penduduk.
Pengendalian nyamuk dan penyakit tular nyamuk harus menjadi kesadaran semua
pihak. Tahun ini sebanyak 1.000 titik wilayah pengendalian nyamuk yang
merupakan kolaborasi Kementerian Kesehatan RI dan dunia usaha yang tergabung
dalam Asosiasi Perusahaan Pengendalian Hama Indonesia.
Pengendalian itu meliputi pengendalian nyamuk di pemukiman penduduk,
pengendalian nyamuk di tempat ibadah, dan pengendalian nyamuk di tempat umum
lainnya.
“Masih banyak kota yang belum terbebas dari malaria, baru 331 kabupaten dan
kota dari 514 kabupaten dan kota yang terbebas dari malaria, dan baru 32
kabupaten dan kota yang sudah eliminasi filariasis, sementara itu ada 236
kabupaten dan kota yang endemi filariasis,” kata Menkes Budi pada Puncak Hari
Pengendalian Nyamuk di gedung Kemenkes RI, Jakarta, Selasa (30/11/2021).
Lebih lanjut ia menjelaskan banyak penyakit yang disebabkan nyamuk antara
lain dengue, malaria, filariasis, dan Zika. Penyakit tersebut juga terjadi di
negara lain, namun ada beberapa negara yang sudah terbebas dari penyakit
tersebut.
“Pengendalian nyamuk dan pengendalian tular nyamuk merupakan upaya dengan
konsep One Health. Konsep tersebut merupakan kesehatan yang terintegrasi antara
kesehatan manusia, kesehatan lingkungan, kesehatan flora, dan kesehatan fauna,”
ucap Menkes. (Sumber : Humas Kmenkes RI).
Editor : Putri