“Niti Senja” Gaya Wanita Indonesia Yang Tangguh Dan Mencintai Akar Budayanya |
PONTIANAKNEWS.COM (JAKARTA) - Pandemi yang melanda dunia di awal 2020, seketika membekukan semua aktifitas di berbagai lini. Seisi bumi seolah mendadak dipaksa untuk rehat dan seketika semua perilaku manusia berubah, pola kerja dan kebiasaan hidup juga dituntut untuk menyesuaikan dengan gaya hidup.
Dunia
ekonomi kreatif yang berbasis ide, gagasan dan kreativitas harus bersinergi
dengan berbagai bidang dan lini ini menyentuh banyak pihak dalam pelaksanaannya, Jakarta (03 Desember 2021).
Sebagai
salah satu pelaku ekonomi kreatif, desainer Denny Wirawan konsisten mengangkat
kain Indonesia seperti tenun, songket dan batik melalui lini 'Denny Wirawan
Indonesia' untuk Ready To Wear Deluxe dan 'BaliJava' miliknya.
Di
tengah pandemi, ia tetap terus berkreasi demi keberlangsungan hidup bersama
para pelaku usaha kreatif lainnya seperti perajin Batik di Jawa Tengah
khususnya di kota Kudus.
Seiring
dengan perubahan perilaku masyarakat urban di Jakarta yang menjadi lebih peduli
dengan kesehatan lingkungan, memiliki gaya hidup bersih dan sehat serta
tampilan yang lebih simple namun tetap aktif, menginspirasi Denny Wirawan untuk
mempersembahkan koleksi Niti Senja.
Pagelaran
busana Niti Senja ini terselenggara
dengan dukungan Bakti Budaya Djarum Foundation, PT. Bank Negara Indonesia
(Persero), Tbk, EPA Jewel, Oscar Daniel, dan Harper’s Bazaar Indonesia sebagai official media partner.
“Senja, Aku Selalu Belajar
Darimu, Yang Tenggelam Karena
Alasan Dan Kembali Dengan Penuh Harapan”
Niti Senja
adalah koleksi dengan berbagai usulan rancangan mulai dari konsep yang
diterjemahkan dalam warna, bentuk, desain, detail dan patternization untuk kaum urban yang aktif dan menginginkan
tampilan yang simple dan elegan namun tetap tampil dalam nuansa city look yang essentiality, exploitation, dan exploration
(beyond nature).
Essentiality
yaitu berpijak pada fungsi dan konsep lokal dalam hal ini batik, khususnya
Batik Kudus. Pada koleksi kali ini, Denny Wirawan menggunakan batik dengan
teknik cap yang menjelma menjadi busana yang edgy dan energic.
Koleksi
ini juga berani melakukan exploitation atau
mendobrak kebiasaan dan berani tampil beda dalam mengemas dan menampilkan
wastra lokal menjadi look yang lebih casual, kekinian dan wearable.
Dengan
melakukan exploration beyond nature,
Denny Wirawan membebaskan imajinasinya dimana dengan mengeksplorasi berbagai
wastra nasional dan mengolah serta memadupadankan dengan material lain yang
menghasilkan karya baru yang berbeda.
“Niti Senja adalah cerminan citra wanita
Indonesia yang tangguh, bersahaja, mandiri, dan hidup beragam aktivitas serba
cepat dan dinamis namun tak pernah meninggalkan akar budayanya sendiri meskipun
menghadapi tantangan yang tak mudah di masa sulit seperti ini,” ujar Denny Wirawan.
Sebanyak
44 look yang ditampilkan mengusung
tema mix & match, back to work dan
freedom yang sangat cocok untuk
pecinta fashion yang aktif berkarya dengan semangat baru di era pandemi ini.
Berbahan modern cotton, silk, linen, dalam pallete warna hitam, putih, beige,
coklat, dan hijau lumut, koleksi ini juga tidak meninggalkan sentuhan kearifan
lokal yakni dengan menggunakan batik Kudus cap sebagai benang merah dari
koleksi ini.
Pemilihan
Batik Kudus yang merupakan warisan budaya dari pesisir Jawa Tengah yang
berkembang sejalan dengan perkembangan dengan kerajaan di Jawa ini merupakan
bentuk upaya Denny Wirawan dan Bakti Budaya Djarum Foundation untuk membina dan
membangkitkan geliat Batik Kudus yang merupakan cikal bakal Batik Pesisiran.
Denny
bersama Batik Kudus telah dipresentasikan dalam berbagai pagelaran busana, baik
nasional maupun internasional. Diantaranya adalah pagelaran Pasar Malam,
Jakarta (2015); Padma, New York
Fashion Week (2016); Wedari, Jakarta
(2017); Batik For The World, UNESCO,
Paris (2018), dan Thai Silk Fashion Week,
Bangkok, Thailand (2019).
“Niti Senja ini tampil sebagai sebuah
pagelaran busana yang penuh harmoni dengan memadukan Batik Kudus dengan tangan
handal Denny Wirawan serta tata panggung yang dibuat dengan memperhatikan
protokol kesehatan yang ketat. Kegiatan ini menjadi pendorong bagi para
desainer dan pelaku ekonomi kreatif untuk selalu kreatif dalam berinovasi meski
di masa pandemi. Industri ekonomi kreatif banyak terhempas namun, hendaknya
kita tetap bertahan dan terus berjuang bersama-sama melalui badai pandemi ini,”
ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.
Keseluruhan
penampilan pagelaran busana Niti Senja
dipercantik dengan sentuhan koleksi terbaru dari brand aksesori perhiasan asal Indonesia yaitu EPAJEWEL dengan
gayanya yang edgy.
Tata
rias wajah dan rambut oleh Oscar Daniel Profesional Make Up dan koreografi oleh
Edwan Handoko melengkapi dan menyempurnakan tampilan keindahan pagelaran busana
Niti Senja hari ini.
Pagelaran
ini juga digelar dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, diantaranya
mewajibkan swab antigen bagi seluruh tamu dan pengisi acara. Seluruh undangan
yang hadir juga wajib
menggunakan masker, pengecekan suhu, penggunaan desinfektan di seluruh area,
pembatasan jumlah tamu dan pengaturan jarak antar kursi yang menjamin
kenyamanan dan keamanan para undangan selama acara berlangsung.
Sekilas Tentang Denny Wirawan
Denny Wirawan memulai karir
fashionnya dengan bekerja di Prajudi Admodirdjo pada tahun 1992. Dia menandai
debut desainernya pada tahun 1993 ketika menjadi Juara II & Juara Favorit
di Lomba Perancang Mode yang diadakan oleh majalah Femina.
Karirnya berkembang pada tahun 1999
saat ia bergabung dengan Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) dan ia selalu
berkontribusi pada Trend Show tahunan organisasi tersebut. Empat tahun
kemudian, ia mendirikan studio mode dan mulai membuat koleksinya sendiri dengan
label DENNY WIRAWAN.
Desain Denny Wirawan berkarakteristik
berbeda dengan yang lain; misterius, provokatif namun penuh dengan keanggunan
dan glamor. Satu dari gaya khasnya yang tak pernah ia lupakan adalah memadukan
berbagai susunan motif cetak serta hiasan manik-manik yang sangat indah.
Keberadaan dan kontribusinya di dunia
fashion Indonesia menjadikannya sebagai satu dari fashion designer terbaik di
Indonesia yang dibuktikan dengan banyaknya penghargaan yang diterimanya baik
dari media maupun dari berbagai kegiatan mode di Indonesia. (tim liputan)*
Editor : Putri